Review "We Do Not Part" karya Han Kang
Judul: We Do Not Part
Penulis: Han Kang (Pemenang Nobel Sastra 2024)
Genre: Fiksi Sastra, Drama Sejarah
Tema: Persahabatan, Memori Kolektif, Trauma Sejarah
Sinopsis
"We Do Not Part" adalah novel terbaru Han Kang yang mengangkat kisah menyentuh tentang persahabatan dan luka sejarah Korea Selatan. Buku ini berlatar belakang pembantaian Jeju tahun 1948, di mana sekitar 30.000 warga sipil menjadi korban. Cerita berpusat pada keluarga Inseon, yang terpecah oleh tragedi tersebut, dan bagaimana memori kelam ini terus menghantui generasi berikutnya.
We Do Not Part mengikuti perjalanan Kyungha, seorang penulis yang tinggal sendiri di Seoul. Ketika sahabat lamanya, Inseon, meminta bantuan untuk merawat burung peliharaannya di Pulau Jeju, Kyungha memulai perjalanan yang membawanya ke dalam badai salju dan kenangan kelam masa lalu. Di Jeju, Kyungha menghadapi sejarah traumatis pembantaian Jeju tahun 1948, yang menewaskan sekitar 30.000 warga sipil. Melalui pengalaman ini, ia merenungkan luka kolektif dan pentingnya mengingat tragedi tersebut.Novel ini juga mengeksplorasi ancaman "lupa" terhadap identitas dan rekonsiliasi .
Keunggulan Buku
- Kedalaman Emosional: Han Kang dikenal dengan gaya penulisannya yang puitis dan menggugah. Dalam "We Do Not Part", ia menghadirkan narasi yang intens tentang kesedihan, ketahanan, dan ikatan manusia yang tak terputus meski oleh waktu dan kekerasan.
- Relevansi Historis: Buku ini tidak hanya fiksi biasa, tetapi juga menjadi refleksi kritis atas sejarah Korea yang sering diabaikan. Han Kang berhasil menyelipkan kritik sosial tentang bagaimana trauma masa lalu bisa terabaikan dalam modernitas.
- Karakter yang Kompleks: Setiap tokoh dalam cerita dirancang dengan lapisan psikologis yang dalam, terutama protagonis yang berjuang antara melupakan atau menghadapi masa lalu.
- Penghargaan Nobel Sastra 2024: Han Kang menjadi penulis Korea Selatan pertama yang menerima Nobel Sastra, meningkatkan minat global terhadap karyanya
Kekurangan
- Beberapa pembaca mungkin merasa alur ceritanya lambat karena fokus pada pengembangan atmosfer dan monolog batin tokoh.
- Tema yang berat mungkin tidak cocok untuk pembaca yang mencari hiburan ringan.
Viral di Media Sosial
Buku ini menjadi perbincangan hangat di platform seperti TikTok dan Goodreads, dengan banyak pembaca menyebutnya "mengubah perspektif tentang sejarah dan manusia". Kalimat-kalimatnya yang filosofis sering dikutip sebagai motivasi untuk menghargai hubungan antarmanusia.
Penghargaan dan Pengakuan
-
Prix Médicis untuk Sastra Asing (2023): Versi Prancis dari novel ini memenangkan penghargaan bergengsi di Prancis.
-
Émile Guimet Prize for Asian Literature (2024): Penghargaan ini semakin menegaskan kualitas sastra Han Kang di kancah internasional.
-
Penjualan Melejit: Setelah pengumuman Nobel, penjualan We Do Not Part meningkat drastis, dengan laporan peningkatan hingga 9000 kali lipat di Korea Selatan.
Kesimpulan
"We Do Not Part" adalah mahakarya sastra yang layak dibaca bagi penggemar fiksi historis dan psikologis. Han Kang kembali membuktikan diri sebagai penulis yang mampu menyampaikan kisah pilu dengan keindahan bahasa yang memukau. Rating: 4.8/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar