Review Buku Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu – Karya Helobagas
Judul: Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu
Penulis: Helobagas
Genre: Fiksi Kontemporer, Drama Keluarga
Tebal Buku: 200 halaman
Tahun Terbit: Februari 2025
Penerbit: Gradien Mediatama
Sinopsis
Buku Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu karya Helobagas adalah kumpulan tulisan reflektif yang ditulis dalam gaya puisi prosa atau narasi puitis. Seperti surat panjang yang tak pernah benar-benar dikirim, Helobagas menyuarakan keresahan generasi muda yang sering kali terlihat kuat di luar, namun rapuh dan lelah di dalam.
Melalui kata-kata yang jujur dan tanpa basa-basi, penulis mengungkapkan pergulatan batin tentang kehidupan, ekspektasi, luka batin, hubungan dengan orang tua (terutama sosok ibu), hingga krisis identitas. Banyak tulisan dalam buku ini yang terasa seperti jeritan dalam diam—jeritan yang mungkin pernah atau sedang kita rasakan, tetapi tak pernah berhasil kita ucapkan.
Helobagas menggunakan bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele. Namun, justru dari kesederhanaannya itu, setiap kalimat terasa seperti pukulan emosional. Ada banyak kutipan yang membuat pembaca berhenti sejenak dan merenung, seperti:
"Aku tahu kamu ingin aku kuat, Bu. Tapi kadang, aku cuma ingin dimengerti, bukan diuji."
Buku ini berhasil menyuarakan kegelisahan yang sering kali dirasakan oleh generasi muda—tentang tuntutan menjadi “anak baik,” tekanan mental yang tidak terlihat, dan rasa lelah karena berusaha memenuhi harapan orang lain.
Kelebihan Buku
Tema yang Relatable
Emosional, jujur, dan dekat dengan realita banyak orang . Gaya bahasa puitis tapi tetap mudah dipahami. Buku ini menyentuh persoalan universal: kerinduan pada orang tua, tekanan hidup, dan rasa kesepian di tengah perjuangan sehari-hari. Banyak pembaca merasa terhubung dengan kalimat-kalimat jujur seperti "Ternyata jadi dewasa nggak enak ya, Bu?" .
Gaya Penulis yang Emosional
Helobagas dikenal dengan gaya bertutur yang intim, seolah pembaca diajak curhat langsung. Beberapa bagian buku disebut "menyentuh hati" terutama bagi mereka yang kehilangan figur ibu .
Desain & Kualitas Fisik
Layout dan desain minimalis yang mendukung suasana kontemplatif Menurut ulasan pembaca di Tokopedia, buku ini memiliki cetakan yang jelas dan kemasan rapi. Beberapa menyukai sampulnya yang sederhana namun menggambarkan kesedihan .
Kekurangan Buku
Beberapa bagian terasa repetitif, namun bisa dimaklumi karena ini bagian dari narasi emosional
Tidak semua bagian terasa universal, karena sangat personal dan kontekstual
Pengulangan Tema
Sebagian kritikus menyatakan bahwa buku ini terkesan mengulang konsep yang sudah ada di karya serupa, seperti Nanti Juga Sembuh Sendiri (juga karya Helobagas). Ada kesan "kosong" dan kurang inovatif .
Alur yang Datar
Beberapa pembaca merasa cerita terlalu fokus pada monolog emosional tanpa perkembangan plot yang kuat. "Cuma beberapa halaman yang emosinya dapet, sisanya kayak nggak ada nyawa" .
Ending yang Terlalu Terbuka
Tidak semua konflik diselesaikan dengan tuntas, meninggalkan rasa kurang puas bagi yang menyukai closure jelas .
Tanggapan Pembaca & Popularitas
Rating:
Goodreads: 3.2/5 (dari 20+ ulasan) dengan polarisasi tinggi—ada yang memberi 5 bintang karena relatable, tapi ada juga yang memberi 1 bintang karena dianggap klise.
Tokopedia: 4.8/5 (dari 500+ ulasan), dengan pujian pada "kualitas cetak dan kemasan" .
Viral di Media Sosial:
Kutipan-kutipan seperti "Aku terlihat baik-baik saja, tapi sejujurnya, aku nggak sekuat itu, Bu" banyak dibagikan di TikTok dan Instagram, terutama oleh anak muda yang merasakan tekanan serupa.
Perbandingan dengan Karya Lain
Helobagas sebelumnya menulis Nanti Juga Sembuh Sendiri yang juga bertema self-healing. Namun, Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu lebih spesifik membahas dinamika keluarga dan kerinduan pada orang tua. Sayangnya, beberapa pembaca merasa buku terbarunya ini kurang mendalam dibanding pendahulunya.
Kesimpulan & Rekomendasi
Rating: 3.5/5 ⭐⭐⭐
Buku ini cocok untuk:
- Pembaca yang sedang berada di fase hidup penuh tekanan atau pencarian diri
- Pecinta karya puitis dan reflektif yang menyuarakan suara hati anak muda
- Siapa pun yang pernah ingin berkata, “Aku lelah,” tapi takut dianggap lemah
- Pembaca yang sedang merindukan sosok ibu atau merasa lelah dengan tuntutan hidup.
- Penggemar karya Helobagas yang menyukai gaya bertutur personal.
Tidak cocok untuk:
Mereka yang mencari cerita dengan alur kompleks atau twist mengejutkan.
Pembaca yang tidak menyukai tema melankolis berulang.
Harga: Rp45.000–Rp79.000 (tergantung diskon).
Pesan dari Buku Ini:
"Kita boleh tidak kuat, tapi jangan berhenti berjalan. Ibu mungkin tidak lagi di sini, tetapi cintanya tetap menyertai langkah kita."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar