Musim hujan deras dan cuaca ekstrem yang sering terjadi di akhir tahun meningkatkan risiko kerusakan koleksi perpustakaan: jamur, kusam/pengerutan kertas, lem terlepas, hingga kerusakan pada bahan terikat (jilid). Sebagai pustakawan terutama di perpustakaan sekolah dan komunitas dengan anggaran terbatas penting untuk memiliki strategi praktis dan terukur guna melindungi koleksi. Panduan ini memberi langkah-langkah sederhana, standar lingkungan yang direkomendasikan, serta daftar alat murah yang bisa langsung diterapkan.
Mengapa pengendalian kelembapan itu penting?
Kelembapan relatif (relative humidity / RH) dan fluktuasi suhu adalah dua faktor utama yang mempercepat kerusakan bahan perpustakaan. Kelembapan tinggi mendorong pertumbuhan jamur dan bakteri, menyebabkan noda, bau, serta lem buku melunak. Sebaliknya, kelembapan yang terlalu rendah dan fluktuasi besar menyebabkan kertas dan kulit buku mengerut atau retak. Penelitian dan panduan konservasi menyarankan menjaga RH dan suhu pada rentang stabil untuk memperlambat degradasi bahan.
Standar lingkungan yang direkomendasikan (praktis untuk perpustakaan kecil)
Untuk koleksi campuran (buku kertas, majalah, foto), pedoman umum dari lembaga konservasi internasional memberikan angka berikut sebagai acuan praktis:
-
Suhu ideal: sekitar 18–22°C (atau ≤ 22°C sebagai target agar reaksi kimia melambat).
-
Kelembapan relatif (RH): biasanya 35%–50% untuk bahan kertas dan foto; banyak perpustakaan memilih 40%–50% untuk keseimbangan konservasi dan kenyamanan pengguna. Hindari fluktuasi harian besar (± >5% dalam 24 jam).
Catatan: angka ini adalah pedoman umum di iklim tropis Anda mungkin sulit mencapai RH rendah tanpa alat. Prinsip utama: stabilitas lebih penting daripada angka yang sempurna; upayakan mengurangi perubahan mendadak dan mengelola risiko titik-titik basah dan kebocoran.
Cara menyimpan koleksi agar tidak berjamur (praktis & hemat biaya)
-
Jaga jarak koleksi dari dinding luar dan lantai. Letakkan rak minimal 5–10 cm dari dinding luar (sumber lembap) dan gunakan rak dengan kaki agar terangkat dari lantai saat banjir kecil.
-
Rapkan penempatan buku: Susun buku tegak (sesuai ukuran) dengan penyangga (bookends). Untuk buku besar, simpan datar. Hindari rak terlalu padat ruang sirkulasi membantu ventilasi.
-
Ventilasi rutin: Bukalah jendela pada pagi hari (jika cuaca kering) untuk sirkulasi udara; jangan buka saat hujan/lembap tinggi. Pasang exhaust fan kecil bila memungkinkan untuk mengurangi kelembapan lokal.
-
Inspeksi berkala: Periksa rak paling tidak seminggu sekali saat musim hujan. Segera pisahkan buku bernoda atau berbau apek ke area isolasi untuk perlakuan.
-
Gunakan bahan penghalang sederhana: Alas plastik tipis (tarp) pada rak bagian bawah yang dekat dinding dapat mencegah penyerapan kelembapan dari dinding; ganti/angin-anginkan secara berkala.
Standar pengendalian kelembapan ruang perpustakaan (langkah manajerial)
-
Monitoring: Pasang higrometer (alat ukur RH) dan termometer sederhana di beberapa titik: dekat pintu masuk, tengah ruangan, dan rak utama. Catat pembacaan harian saat musim basah. Banyak rekomendasi menekankan pentingnya pemantauan konsisten.
-
Target stabil: Jika memungkinkan, tetapkan target RH 40%–50% dengan fluktuasi harian ≤ ±5%. Jika tidak memungkinkan, usahakan RH tidak konsisten naik-turun drastis.
-
Prioritas koleksi: Material paling rentan (arsip, foto, buku langka) harus ditempatkan di ruangan dengan pengawasan lingkungan lebih ketat atau dalam kotak arsip kedap asam.
-
Perencanaan bangunan: Periksa atap, talang air, dan sambungan dinding sebelum musim hujan untuk meminimalkan risiko bocor. Perbaiki retakan di dinding yang menjadi jalur masuk kelembapan.
Daftar alat sederhana & murah (efektif untuk pustakawan sekolah/komunitas)
Berikut alat yang terjangkau dan mudah diperoleh serta cara penggunaannya:
-
Higrometer + Termometer digital — Wajib. Mulai dari model murah, untuk memantau RH/suhu. Letakkan di area tengah dan dekat rak. (Alat ini membantu memutuskan kapan membuka ventilasi atau mengaktifkan dehumidifier).
-
Silika gel (desiccant) — Murah & efektif untuk ruang kecil (kotak arsip, lemari tertutup). Ganti atau jemur ulang (untuk silika gel yang bisa diaktivasi) secara berkala. Simpan dalam kantong kain kecil di antara buku, terutama bahan yang sensitif.
-
Kipas / Exhaust Fan kecil — Untuk meningkatkan sirkulasi udara, terutama pada ruangan tanpa AC. Pastikan kipas tidak diarahkan langsung ke koleksi (mengakibatkan debu/partikel menempel).
-
Dehumidifier mini (portable) — Untuk ruang kecil/lemari. Model mini hemat listrik dapat menurunkan RH beberapa persen; cocok untuk area prioritas. Matikan/aktifkan berdasar pembacaan higrometer.
-
Alat penyedot air / pump & ember — Untuk respon cepat bila ada kebocoran; segera angkut koleksi ke tempat kering.
-
Silicon sealant & perbaikan talang — Investasi kecil yang mencegah kebocoran besar kemudian.
-
Lampu ultraviolet? — Tidak direkomendasikan untuk tujuan sterilisasi koleksi karena bisa merusak kertas; hindari. (Gunakan cahaya alami terbatas dan hindari paparan langsung lampu kuat).
Prosedur tanggap darurat saat bocor atau banjir
-
Segera pindahkan koleksi ke tempat tinggi/aman. Prioritaskan buku langka dan arsip.
-
Pisahkan buku yang basah satu per satu. Hindari menumpuk buku basah; buka halaman sedikit untuk memperlambat pertumbuhan jamur. Untuk koleksi banyak, metode beku (freezing) dapat dipertimbangkan sebelum pengeringan profesional hubungi instansi pelestarian setempat (Perpustakaan Nasional atau layanan konservasi).
-
Ventilasi & kipas: Setelah kebocoran teratasi, gunakan kipas dan dehumidifier untuk mengeringkan ruang — jangan pakai pemanas langsung ke buku.
-
Catat & laporkan: Buat daftar koleksi terdampak, foto kondisi, dan laporkan ke manajemen untuk tindak lanjut perbaikan.
Edukasi pengguna & kebijakan perpustakaan
-
Pasang etiket larangan makanan/minuman untuk mengurangi insiden tumpahan.
-
Edukasi pengguna tentang pentingnya pelaporan kebocoran atau noda secepatnya.
-
Buat SOP pencegahan dan tanggap bencana yang mudah diikuti staf, termasuk daftar kontak darurat (konservator, Perpusnas daerah).
SOP Pencegahan Kerusakan Koleksi Saat Musim Hujan
Checklist Harian
□ Periksa kelembapan (RH) dan suhu ruang perpustakaan.
□ Nyalakan kipas/exhaust jika ruangan terasa lembap.
□ Pastikan tidak ada kebocoran kecil di langit-langit atau dekat jendela.
□ Periksa rak dinding—pastikan tidak ada titik lembap.
□ Cek kondisi buku yang berbau apek atau tampak bercak jamur.
□ Pastikan koleksi tidak menempel langsung dengan dinding.
Checklist Mingguan
□ Catat fluktuasi RH dan suhu selama 7 hari.
□ Jemur ulang silika gel atau ganti jika warna indikator berubah.
□ Membersihkan rak dan memastikan aliran udara lancar.
□ Memeriksa talang air, atap, dan sudut ruangan dari rembesan.
□ Melakukan inspeksi menyeluruh pada koleksi rawan (foto, arsip, kertas lama).
Kesimpulan
Menjaga koleksi saat cuaca ekstrem tidak selalu memerlukan investasi besar. Kunci utama adalah pencegahan, monitoring, dan respons cepat: pantau kelembapan dan suhu, gunakan alat sederhana (higrometer, silika gel, kipas/dehumidifier mini), perbaiki kebocoran sebelum merembes ke rak, dan siapkan SOP tanggap darurat. Dengan langkah-langkah praktis ini, pustakawan dapat memangkas risiko kerusakan koleksi dan menjaga akses bahan bacaan bagi komunitas, terutama di masa bencana.
Referensi
Getty Conservation Institute. (2019). Managing Collection Environments: Technical Notes and Guidance. Getty Publications.
International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). (2010). Principles for the Care and Handling of Library Materials. IFLA Core Programme on Preservation and Conservation.
Library of Congress. (n.d.). Storing Your Books: Preservation Directorate. Library of Congress.
Northeast Document Conservation Center (NEDCC). (n.d.). Environmental Guidelines for the Storage of Paper Records. NEDCC.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (n.d.). Materi pelestarian koleksi & penanganan bahan pustaka.
U.S. National Archives and Records Administration (NARA). (2015). Preservation Guidelines for Maintenance, Storage, and Handling of Archival Materials. NARA Preservation Programs.