"Jelajahi perpustakaan: literasi, pengetahuan, dan rekomendasi bacaan tanpa batas!"

Selasa, 02 Desember 2025

Skill & Kompetensi Pustakawan: Panduan Lengkap Menurut Jenis dan Peraturan

 

Mengapa Kompetensi Pustakawan Penting

  • Di Indonesia, Undang‑Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menegaskan bahwa pustakawan harus memiliki kompetensi melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan. 

  • Untuk menjaga profesionalisme, kualitas layanan, dan relevansi di era digital, pustakawan membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja (soft skills). 

  • Secara administratif, standar kompetensi pustakawan didefinisikan dalam Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 24 Tahun 2017 sebagai acuan bagi siapa saja yang mengemban jabatan fungsional pustakawan. 

Oleh sebab itu, pustakawan idealnya tidak hanya “penjaga rak buku,” tetapi “manajer informasi, fasilitator literasi, dan penggerak layanan pengetahuan.”

Tiga Dimensi Kompetensi Pustakawan

Menurut literatur kepustakawanan dan regulasi SKKNI bagi pustakawan, kompetensi mencakup tiga aspek besar:

  • Kompetensi Umum: Soft skills, sikap profesional, etika kerja. 

  • Kompetensi Inti / Teknis: Pengelolaan koleksi, katalogisasi, layanan sirkulasi, penelusuran informasi, referensi, arsip, pemeliharaan bahan pustaka. 

  • Kompetensi Khusus (spesialis sesuai jenis perpustakaan): Misalnya literasi digital, manajemen perpustakaan digital, layanan anak/remaja, manajemen referensi riset, multimedia, dan lain-lain. 

Selanjutnya, saya bagi berdasarkan jenis pustakawan / konteks kerja, dengan “skill/kualifikasi utama” tiap jenis sehingga Anda bisa menyesuaikan kebutuhan di sekolah, komunitas, atau perpustakaan yang Anda kelola.

Jenis Pustakawan & Kompetensi Pentingnya

1. Pustakawan Sekolah (SD / SMP / SMA)

Pustakawan di sekolah memiliki peran unik: mengelola koleksi sesuai usia siswa, memfasilitasi literasi dasar, mendukung pembelajaran, dan terkadang sebagai pendamping guru. Berikut skill utama:

Kompetensi / SkillPenjelasan / Contoh
Manajemen koleksi & sirkulasi dasarKatalogisasi dasar, pencatatan peminjaman/pengembalian, penataan rak, perawatan buku. Sesuai kompetensi inti pada regulasi. 
Kemampuan literasi & bimbingan bacaMampu merekomendasikan buku sesuai umur, membimbing siswa, mendorong minat baca menjadikan perpustakaan sebagai ruang literasi aktif.
Komunikasi & layanan interpersonalBerinteraksi dengan siswa, guru, dan orang tua; sabar, empati; menjelaskan aturan perpustakaan, membantu memilih buku. Soft-skills penting. 
Organisasi & manajemen ruang perpustakaanMenata ruang baca, mengelola jadwal kunjungan kelas, menyiapkan sudut baca, display buku sesuai tema, menjaga kebersihan & kenyamanan.
Pengelolaan data & administrasi sederhanaMembuat laporan sirkulasi semesteran, rekap peminjaman, daftar buku rusak/hilang — berguna untuk evaluasi & pengadaan.
Adaptif terhadap literasi digital (jika ada)Kenal dasar komputer/internet: membantu siswa mencari info, mengenalkan e-book, mendampingi literasi digital ringan.
Pendidikan & pelatihan dasar pustakawanKarena regulasi mewajibkan kompetensi, mengikuti pelatihan atau sertifikasi bisa menambah kredibilitas dan skill. 

Mengapa ini penting: Karena Anda sering berurusan dengan anak-anak, sekolah, dan koleksi yang sesuai usia perpustakaan sekolah idealnya bukan hanya gudang buku, namun ruang literasi, bimbingan, dan kebiasaan membaca.

2. Pustakawan Perpustakaan Umum / Masyarakat / Desa

Perpustakaan umum melayani berbagai umur dan kebutuhan dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Oleh karena itu, pustakawan umum perlu skill yang lebih luas:

  • Kompetensi pengelolaan koleksi yang beragam  — buku anak, remaja, dewasa, novel, referensi, majalah, digital, audio-visual.

  • Pelayanan pengguna (customer service & referensi)  — membantu pengguna memilih buku, menjawab pertanyaan informasi, membantu literasi informasi. Soft skills & kemampuan komunikasi sangat krusial. 

  • Penelusuran informasi & literasi informasi — memahami cara mencari informasi, mengevaluasi sumber, membantu pengguna mengakses referensi online maupun offline. Kompetensi ini diatur dalam SKKNI. 

  • Manajemen perpustakaan & administrasi — membuat laporan layanan, statistik kunjungan, peminjaman, manajemen koleksi, pengadaan bahan pustaka baru, pemeliharaan.

  • Layanan inklusif & komunitas — layanan literasi untuk berbagai kelompok usia, program komunitas, promosi literasi, kerjasama dengan instansi lain, kegiatan literasi massal.

  • Kemampuan digital & TI dasar — penggunaan sistem manajemen perpustakaan (OPAC, ILS), database, katalog digital, katalogisasi elektronik, pelayanan informasi online. Seiring perkembangan perpustakaan digital, ini semakin penting. 

  • Soft skills: empati, kesabaran, fleksibilitas, adaptabilitas — karena pustakawan umum berhadapan dengan pengguna beragam latar belakang, usia, kebutuhan.

3. Pustakawan Akedemik / Perguruan Tinggi / Riset

Pustakawan di perguruan tinggi atau institusi penelitian memiliki tanggung jawab lebih kompleks: mendukung penelitian, referensi akademik, manajemen jurnal, literatur ilmiah, hingga digital repository. Kompetensi khusus meliputi:

Skill / KompetensiPenjelasan
Manajemen referensi & informasi ilmiahKemampuan mencari, memilah, dan menyediakan literatur ilmiah, jurnal, e-journal, database — membantu mahasiswa dan dosen dalam riset.
Katalogisasi lanjutan & metadataMembuat metadata, menggunakan standar katalog (misalnya MARC, Dublin Core), katalogisasi digital, manajemen repository.
Penguasaan literasi digital & informasiLiterasi digital lanjutan, kemampuan navigasi database akademik, literasi data, pengolahan sitasi, plagiarisme, open access.
Konsultasi pustaka & referensiMemberi bimbingan referensi kepada pengguna: bagaimana mencari literatur, cara mengevaluasi sumber, menyusun daftar pustaka, penelusuran database.
Pelayanan riset & literasi informasiMendorong literasi informasi, pelatihan penggunaan database, literasi data, layanan referensi lanjutan.
Manajemen koleksi khusus & arsipManajemen jurnal, skripsi, tesis, arsip digital, koleksi langka, akses digital.
Kemampuan teknologi & sistem informasi perpustakaanMengelola sistem perpustakaan digital, repositori institusi, integrasi database, manajemen akses online, pemeliharaan server/IP database.
Kemampuan analitis & riset pustakawanMembantu dalam penelitian literatur, bibliometri, analisis sitasi, membantu pengguna dengan literatur ilmiah.

Seiring pergeseran ke era informasi & digital, peran pustakawan akademik semakin strategis sebagai “information specialist” dan “research support”.

✅ Kompetensi Esensial Menurut Regulasi & Standar Nasional

Bagi pustakawan di Indonesia, ada acuan resmi mengenai kompetensi kerja:

  • Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 24 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pustakawan — menetapkan standar kompetensi bagi pustakawan. 

  • Regulasi terbaru: Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 14 Tahun 2024 tentang Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pustakawan — mengatur bahwa uji kompetensi meliputi aspek teknis, manajerial, dan sosial-kultural. 

  • Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk bidang perpustakaan — acuan nasional untuk kompetensi pustakawan profesional. 

Artinya: pustakawan idealnya memiliki kombinasi hard skills (katalogisasi, manajemen koleksi, TI, referensi, digital library) dan soft skills (komunikasi, layanan, etika, manajemen ruang & waktu, kepemimpinan).

💡 Soft Skills & Kompetensi Pribadi yang Krusial

Tidak kalah penting: di era perpustakaan modern, pustakawan membutuhkan soft skills agar layanan bisa responsif, inklusif, dan relevan. Beberapa soft skill penting:

  • Komunikasi efektif (verbal & tulisan) — untuk layanan pengguna, koordinasi dengan guru/staf, promosi program literasi. 

  • Manajemen waktu & organisasi — mengelola jadwal layanan, peminjaman, event literasi, katalogisasi, administrasi. 

  • Kemampuan adaptasi & fleksibilitas — menghadapi perubahan (digitalisasi, perpindahan ke layanan daring, kebutuhan pengguna beragam).

  • Empati, kesabaran, layanan orientasi pelanggan (user-oriented) — memahami kebutuhan berbagai kalangan pemustaka; hal ini penting terutama di perpustakaan umum dan sekolah. 

  • Kemampuan kerja tim & kolaborasi — koordinasi dengan guru, staf sekolah, komunitas, unit lain (khususnya di perpustakaan umum/akademik).

  • Kepemimpinan & manajerial (bagi pustakawan senior / koordinator) — merencanakan program, supervisi staf, evaluasi layanan, pengembangan koleksi.

Mengapa Perbedaan Jenis Pustakawan Membutuhkan Kompetensi Berbeda

Setiap jenis perpustakaan mempunyai karakteristik layanan, koleksi, dan pengguna berbeda — sehingga kompetensi pustakawan juga perlu disesuaikan:

  • Perpustakaan sekolah → target utama adalah siswa (usia anak/remaja), literasi dasar, koleksi sesuai umur, layanan sederhana, suasana ramah anak. Perlu kepekaan terhadap perkembangan anak, literasi dasar, pelayanan ramah.

  • Perpustakaan umum → masyarakat umum, berbagai usia dan latar belakang, koleksi luas, kebutuhan informasi beragam; butuh kemampuan layanan publik, katalogisasi umum, manajemen koleksi, literasi informasi.

  • Perpustakaan akademik / riset → kebutuhan tinggi terhadap literatur, riset, referensi ilmiah; butuh skill katalogisasi lanjutan, metadata, database, literasi ilmiah, layanan referensi riset.

  • Perpustakaan digital / hybrid → mengelola koleksi fisik + digital, butuh kompetensi TI, sistem informasi perpustakaan, literasi digital, manajemen repositori, layanan daring.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa “satu set skill” tidak cukup, pustakawan harus terus belajar dan menyesuaikan diri dengan konteks lembaga.

Rekomendasi Untuk Pustakawan

Berdasarkan uraian di atas, berikut rekomendasi untuk pustakawan yang ingin memperkuat kompetensi:

  1. Pelajari regulasi & standar nasional — seperti Perpusnas No. 24/2017, SKKNI, dan peraturan uji kompetensi terbaru. Ini penting untuk pengakuan formal dan pemenuhan standar profesi.

  2. Ikut sertifikasi kompetensi pustakawan — sebagai bukti legal dan kompeten, serta sebagai bahan evaluasi diri. 

  3. Kombinasikan hard skill & soft skill — misalnya katalogisasi + literasi digital, layanan pelanggan + manajemen koleksi.

  4. Lakukan pelatihan lanjutan & literasi digital — penting di era informasi & digitalisasi perpustakaan.

  5. Bangun program layanan sesuai konteks — misalnya literasi untuk anak (SD), layanan referensi untuk remaja/dewasa, layanan digital, program komunitas.

  6. Evaluasi diri dan perpustakaan secara berkala — data sirkulasi, layanan, koleksi, kepuasan pemustaka, penyesuaian program sesuai kebutuhan pengguna.

  7. Jalin kolaborasi dengan guru, komunitas, kolega pustakawan — meningkatkan sumber daya, ide program, berbagi pengalaman, memperluas jaringan literasi.

Catatan Khusus untuk Pustakawan yang Merangkap Tugas Administrasi / Operator Sekolah

Di banyak sekolah, pustakawan sering kali merangkap peran lain seperti staf administrasi, operator sekolah, atau penanggung jawab layanan berbasis digital. Dalam kondisi seperti ini, terdapat beberapa hal penting yang dapat menjadi nilai tambah sekaligus tantangan:

1. Kompetensi Administratif yang Mendukung Tugas Kepustakawanan

Pustakawan yang juga menangani administrasi sekolah biasanya memiliki keterampilan tambahan seperti:

  • Pengelolaan data dan dokumen

  • Penyusunan laporan rutin

  • Pengarsipan dan inventaris

  • Penggunaan aplikasi administrasi sekolah (DAPODIK, ARKAS, E-RKAS, AdBOS, dsb.)

Keterampilan ini sangat transferable dan justru memperkuat kualitas pengelolaan perpustakaan, terutama dalam dokumentasi, pelaporan, dan manajemen layanan.

2. Pemanfaatan Teknologi & Literasi Digital

Peran ganda seorang pustakawan membuat mereka lebih dekat dengan teknologi:

  • Pengisian data digital

  • Penggunaan perangkat lunak manajemen perpustakaan

  • Pengelolaan media sosial sekolah

  • Pengelolaan komunikasi digital (surat elektronik, informasi publik, dsb.)

Kemampuan ini sangat bermanfaat ketika harus mengembangkan perpustakaan berbasis digital, otomasi perpustakaan, hingga promosi literasi melalui platform online.

3. Peluang Peningkatan Profesionalisme

Dengan menjalankan lebih dari satu peran, pustakawan dapat meningkatkan profesionalisme melalui:

  • Sertifikasi kompetensi pustakawan

  • Pelatihan katalogisasi, klasifikasi, dan otomasi perpustakaan

  • Penguatan literasi digital

  • Pelatihan administrasi sekolah

  • Workshop teknologi pendidikan

Kombinasi keterampilan ini dapat meningkatkan kredibilitas dan memberikan peluang karier lebih luas, baik sebagai pustakawan profesional maupun staf administrasi yang terampil.

4. Keseimbangan Beban Kerja

Meski memiliki banyak nilai positif, merangkap tugas juga memerlukan manajemen waktu yang baik. Pustakawan perlu memastikan bahwa:

  • Pengelolaan koleksi dan layanan perpustakaan tetap berjalan optimal

  • Tugas administrasi atau operator sekolah dilakukan tepat waktu

  • Tidak ada peran yang terabaikan

  • Komunikasi dengan kepala sekolah tetap terbuka untuk evaluasi beban kerja

Perpustakaan tetap harus menjadi fokus utama, namun peran administratif dapat menjadi pendukung yang kuat jika dijalankan dengan perencanaan yang baik.

Kesimpulan

Profesi pustakawan saat ini menuntut kombinasi kompetensi teknis, literasi, pelayanan, manajerial, dan soft-skills. Kompetensi tersebut beragam tergantung jenis perpustakaan, target pengguna, dan fungsi perpustakaan.

Bagi pustakawan yang ingin profesional dan relevan, khususnya di era digital dan informasi ini pemenuhan standar kompetensi nasional serta pengembangan skill secara terus-menerus sangat penting. Sertifikasi, pelatihan, dan pengalaman layanan menjadi modal utama.

logoblog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar