"Jelajahi perpustakaan: literasi, pengetahuan, dan rekomendasi bacaan tanpa batas!"

Kamis, 18 Desember 2025

Solusi Praktis Menghadapi Gangguan Rayap & Serangga yang Merusak Buku di Perpustakaan

 

Perpustakaan sekolah dan umum di Indonesia terutama yang berada di daerah tropis sering menghadapi ancaman serangga seperti rayap, silverfish (kupu-kupu perak), booklice, kumbang serbuk (carpet beetle), dan kecoa. Serangga ini tidak hanya mengurangi estetika koleksi, tetapi juga menyebabkan kerusakan permanen pada kertas, jilid, dan lem buku. Untungnya, banyak tindakan pencegahan dan penanganan praktis yang bisa dilakukan pustakawan dengan sumber daya terbatas. Artikel ini merangkum langkah-langkah efektif berbasis prinsip Integrated Pest Management (IPM) yang ramah koleksi dan aman untuk pengguna perpustakaan. 

Mengapa serangga menyerang buku?

Buku dan bahan cetak mengandung bahan organik (selulosa, lem, kulit, lapisan penutup) yang menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis serangga. Selain itu, kondisi lingkungan seperti kelembapan tinggi, suhu hangat, debu, dan adanya makanan/minyak pada tangan pengunjung membuat lingkungan perpustakaan lebih menarik bagi hama. Rayap misalnya mencari selulosa dan akses dari struktur bangunan, sementara silverfish dan booklice tertarik pada kelembapan dan jamur mikro yang tumbuh pada kertas. Memahami penyebab ini penting untuk merancang pencegahan. 

Prinsip Utama: Integrated Pest Management (IPM)

IPM adalah pendekatan terpadu yang menekankan pencegahan dulu, monitoring, identifikasi yang benar, lalu pengendalian minimal bahan kimia. Tujuannya melindungi koleksi sambil meminimalkan risiko bagi manusia dan lingkungan. Pendekatan ini cocok untuk perpustakaan dengan anggaran terbatas karena banyak langkah pencegahan bersifat administratif dan kebersihan. 

Langkah-langkah praktis untuk perpustakaan

1. Perbaiki lingkungan: kontrol suhu dan kelembapan

  • Usahakan kelembapan relatif (RH) antara sekitar 30–55% dan suhu stabil di bawah 24°C bila memungkinkan. Kelembapan tinggi mendorong jamur yang menarik booklice dan silverfish. Perubahan suhu dan RH yang drastis juga merusak bahan. Pantau memakai hygrometer dan termometer sederhana. 

2. Kebersihan dan housekeeping rutin

  • Sapu dan vakum rak secara berkala (terutama di pojok, bagian bawah rak, dan area belakang rak).

  • Kurangi debu, remah makanan, dan sampah yang bisa menjadi sumber makanan hama.

  • Hindari konsumsi makanan/minuman di area koleksi atau sediakan area khusus jauh dari rak. 

3. Desain penyimpanan dan tata letak

  • Jaga buku sedikit renggang supaya sirkulasi udara lebih baik; jangan menumpuk terlalu rapat.

  • Letakkan rak menjauh dari dinding luar (20–30 cm) untuk mencegah akses rayap dan kelembapan dinding.

  • Gunakan rak logam yang dicat/berlapis untuk area yang rawan rayap; jika rak kayu digunakan, pastikan kayu sudah diolah/tahan hama. Rak dengan pintu kaca membantu melindungi koleksi spesial. 

4. Monitoring aktif

  • Pasang perangkap perekat (sticky traps) di bawah rak, pojok ruangan, dan dekat jendela untuk memantau keberadaan hama. Tandai tanggal/peta lokasi agar pola munculnya hama terlihat.

  • Lakukan inspeksi visual rutin (mingguan/bulanan tergantung tingkat risiko) untuk menemukan tanda awal: lubang kecil, serbuk halus, kotoran, kulit serangga, atau noda makanan. 

5. Isolasi dan penanganan bahan yang terinfestasi

  • Jika ditemukan buku yang terinfestasi: segera isolasi dalam kantong plastik tertutup atau kardus terpisah untuk mencegah penyebaran. Tandai sebagai “quarantine”.

  • Untuk serangan ringan, konservator dan pustakawan sering menggunakan metode pembekuan: bungkus buku rapat dalam plastik dan bekukan minimal 48 jam (beberapa praktik institusi lebih aman memberi waktu lebih lama) untuk membunuh serangga dan telur. Setelah itu, biarkan buku mencair perlahan masih dalam kantong untuk mencegah kondensasi. Metode ini aman, non-chemikal, dan banyak digunakan institusi.

6. Perawatan dan perbaikan bangunan

  • Tutup celah-celah di dinding, lantai, dan area pipa—rayap sering masuk dari tanah atau struktur kayu yang bersentuhan langsung dengan tanah.

  • Periksa dan perbaiki kebocoran atap, saluran air, dan drainase yang menyebabkan kelembapan naik.

7. Pengendalian hama profesional (jika perlu)

  • Untuk infestasi besar (mis. koloni rayap di dinding atau banyak buku terinfestasi), segera panggil jasa pengendalian hama profesional yang memahami konservasi koleksi. Minta metode non-invasif atau target (mis. fumigasi terkontrol, anoxic treatment, atau thermal treatment) yang aman untuk bahan arsip. Hindari penyemprotan residu insektisida langsung pada koleksi tanpa saran konservator. 

8. Pelatihan staf dan kebijakan perpustakaan

  • Buat SOP IPM sederhana: siapa memantau perangkap, frekuensi pembersihan, cara menandai buku terinfestasi, dan prosedur panggilan tukang profesional.

  • Edukasi pengunjung (mis. larangan makan di ruang koleksi, lap tangan sebelum memegang buku langka) dan pasang poster ringkas sebagai pengingat.

Teknik khusus: opsi ramah koleksi

  • Pembekuan (deep-freeze): efektif untuk membunuh serangga/telur tanpa bahan kimia—gunakan kantong kedap udara dan prosedur pencairan bertahap. Cocok untuk buku bekas yang baru diterima. 

  • Perawatan termal: beberapa institusi menggunakan pemanasan terkontrol untuk membunuh serangga; harus dilakukan oleh profesional konservasi karena risiko pada bahan sensitif. 

  • Anoxic (gas inert): menempatkan bahan dalam lingkungan tanpa oksigen untuk beberapa minggu; efektif tapi butuh peralatan khusus. 

Checklist singkat tindakan harian–bulanan

  • Harian: kosongkan tempat sampah, bersihkan area sirkulasi pengunjung.

  • Mingguan: vakum area rak, cek perangkap perekat, periksa tanda-tanda infestasi.

  • Bulanan: catat hasil monitoring, periksa kelembapan & suhu, periksa area rawan kelembapan.

  • Tahunan: audit kondisi bangunan dan rencana IPM, pelatihan staf, kerja sama dengan konservator untuk koleksi khusus. 

Penutup

Menjaga koleksi bebas dari rayap dan serangga bukan hanya tugas satu orang—ini memerlukan kombinasi kebijakan, perawatan rutin, desain penyimpanan yang cerdas, dan kerja sama antara pustakawan, staf kebersihan, dan pihak bangunan. Dengan menerapkan prinsip IPM dan langkah-langkah praktis di atas, perpustakaan sekolah Anda dapat mengurangi risiko kerusakan signifikan dan memperpanjang usia koleksi untuk generasi pembaca berikutnya. Jika menemukan masalah serius, segera konsultasikan dengan profesional konservasi atau jasa pengendalian hama yang berpengalaman menangani koleksi budaya. 


Daftar Referensi

Arsip Nasional Republik Indonesia. (2018). Petunjuk teknis preservasi dan konservasi arsip. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2019). Pedoman pelestarian bahan perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Sulistyo-Basuki. (2014). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno NS. (2016). Manajemen perpustakaan: Suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Rahayuningsih, F. (2017). Upaya pelestarian bahan pustaka dari kerusakan biologis di perpustakaan. Jurnal Pustakawan Indonesia, 16(2), 87–96.

Widodo, A., & Lestari, S. (2020). Pengaruh faktor lingkungan terhadap kerusakan koleksi perpustakaan. Media Pustakawan, 27(1), 45–53.

Badan Standardisasi Nasional. (2011). SNI 7330:2011 Penyimpanan arsip. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Northeast Document Conservation Center. (2020). Integrated pest management (IPM) for collections.

Library of Congress. (n.d.). Caring for your books.

logoblog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar