Jelajahi dunia perpustakaan, tempat inspirasi, pengetahuan, dan petualangan literasi tanpa batas!

Selasa, 04 November 2025

Ragam Koleksi Perpustakaan SD/MI : Membangun Budaya Literasi Sejak Dini



Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) memiliki peran strategis dalam menumbuhkan minat baca dan budaya literasi pada anak-anak sejak usia dini. Lebih dari sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan merupakan pusat sumber belajar yang membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, jenis koleksi yang disediakan di perpustakaan SD/MI harus beragam, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dasar.

Menurut Peraturan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2024 tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah, koleksi perpustakaan SD/MI dibagi menjadi beberapa jenis, meliputi karya cetak, karya rekam, terbitan lokal, koleksi referensi, serta alat peraga dan permainan edukatif. Artikel ini akan membahas secara rinci jenis-jenis koleksi tersebut serta peran pentingnya dalam menunjang pembelajaran di tingkat sekolah dasar.

1. Karya Cetak

Karya cetak merupakan jenis koleksi utama dalam perpustakaan sekolah dasar. Koleksi ini terdiri atas bahan-bahan bacaan dalam bentuk fisik (cetak) yang dapat digunakan langsung oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.

a. Buku

Koleksi buku di perpustakaan SD/MI terdiri atas dua kategori besar, yaitu buku teks utama dan buku nonteks.

  1. Buku teks utama
    Buku teks utama adalah buku pelajaran yang digunakan sebagai acuan utama dalam proses belajar mengajar. Misalnya buku tematik terpadu Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013, buku Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Pancasila. Buku-buku ini membantu siswa memahami materi inti dari setiap mata pelajaran.

  2. Buku nonteks (pengayaan, referensi, dan panduan)
    Buku nonteks berfungsi memperluas wawasan peserta didik di luar materi pelajaran utama.

    • Buku pengayaan dapat berupa cerita rakyat, biografi tokoh inspiratif, buku sains populer, atau buku bergambar yang menarik. Misalnya, buku “Ensiklopedia Anak Cerdas” atau “Kisah Penemu Dunia”.

    • Buku referensi mencakup kamus, atlas, ensiklopedia mini, atau buku fakta yang membantu siswa mencari informasi cepat.

    • Buku panduan ditujukan untuk guru dan tenaga kependidikan, seperti buku panduan kegiatan literasi sekolah, pembelajaran berdiferensiasi, atau asesmen diagnostik.

Dengan adanya variasi buku, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat belajar kognitif, tetapi juga wahana untuk membentuk karakter dan rasa ingin tahu anak.

b. Media Cetak Terbitan Berkala

Selain buku, perpustakaan SD/MI juga perlu memiliki media cetak terbitan berkala, seperti majalah anak dan surat kabar.

  • Majalah anak (misalnya Bobo, Ceria, atau National Geographic Kids Indonesia) berperan penting dalam melatih kemampuan membaca ringan dan memahami informasi populer.

  • Surat kabar dapat membantu guru mengenalkan dunia sekitar dan melatih siswa memahami peristiwa aktual dengan bahasa sederhana.

Terbitan berkala ini juga bisa menjadi media edukatif yang menyenangkan karena sering kali memuat cerita bergambar, kuis, dan fakta menarik.

c. Bahan Kartografi

Koleksi bahan kartografi mencakup peta dan atlas yang membantu siswa memahami konsep ruang, lokasi, dan geografi. Misalnya peta Indonesia, peta dunia, atau atlas tematik (seperti atlas flora dan fauna). Melalui bahan kartografi, siswa belajar mengenali posisi wilayah, kondisi alam, serta kekayaan sumber daya di berbagai daerah.

2. Karya Rekam

Perkembangan teknologi menuntut perpustakaan untuk menyediakan bahan pembelajaran dalam bentuk karya rekam. Koleksi ini meliputi media audio, audio visual, dan elektronik yang mendukung gaya belajar berbeda pada siswa.

a. Rekaman Suara (Kaset Audio)

Kaset audio atau rekaman suara berisi materi pembelajaran seperti lagu anak-anak, dongeng, atau pidato. Meskipun media kaset kini jarang digunakan, prinsipnya masih relevan dan dapat diganti dengan format digital seperti file MP3 atau podcast edukatif. Contoh penggunaannya adalah rekaman lagu “Garuda Pancasila” untuk kegiatan literasi musik atau mendengarkan dongeng Nusantara saat jam literasi.

b. Koleksi Audio Visual (CD, VCD, dan DVD)

Koleksi audio visual menggabungkan suara dan gambar, memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Misalnya:

  • CD berisi video pembelajaran sains (eksperimen sederhana),

  • DVD tentang budaya daerah di Indonesia,

  • atau film edukatif tentang lingkungan.

Media ini membantu siswa memahami konsep abstrak secara konkret melalui visualisasi dan narasi.

c. Koleksi Elektronik (E-Book dan E-Journal)

Perpustakaan SD/MI juga dapat menyediakan koleksi elektronik berupa buku digital (e-book) dan terbitan berkala elektronik.
E-book memudahkan akses informasi tanpa batas ruang dan waktu. Misalnya, buku digital berjudul Cerita Anak Nusantara atau Ensiklopedia Mini Dunia Hewan yang bisa diakses melalui tablet perpustakaan.
Terbitan elektronik (seperti majalah online anak) juga memberikan pembaruan informasi yang cepat dan menarik bagi siswa di era digital.

3. Koleksi Terbitan Lokal dan Muatan Lokal

Koleksi terbitan lokal merupakan karya yang dihasilkan oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik di sekolah tersebut. Contohnya:

  • Buku kumpulan puisi karya siswa,

  • Majalah dinding sekolah,

  • Laporan kegiatan ekstrakurikuler,

  • Atau buku panduan kegiatan literasi hasil karya guru.

Sementara itu, koleksi muatan lokal berisi bahan yang menggambarkan kekhasan budaya, tradisi, dan potensi daerah. Misalnya:

  • Buku tentang batik khas daerah,

  • Cerita rakyat lokal,

  • Dokumentasi upacara adat,

  • atau buku foto tentang lingkungan sekitar sekolah.

Koleksi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang daerah asalnya, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal.

4. Koleksi Referensi

Koleksi referensi di perpustakaan SD/MI menjadi sumber rujukan cepat untuk mencari informasi. Berdasarkan Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 4 Tahun 2024, koleksi referensi minimal terdiri dari:

  • Ensiklopedia: Menyajikan informasi ringkas tentang berbagai topik, misalnya Ensiklopedia Anak Indonesia.

  • Kamus: Membantu siswa memahami arti kata dan memperluas perbendaharaan bahasa.

  • Buku pedoman: Berisi petunjuk praktis, seperti panduan menulis, menggambar, atau kegiatan sains sederhana.

  • Globe: Menjadi alat bantu visual untuk memahami bentuk bumi, garis lintang dan bujur, serta lokasi geografis negara-negara di dunia.

Koleksi referensi sangat penting untuk melatih kemampuan literasi informasi, yaitu keterampilan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara tepat.

5. Alat Peraga, Praktik, dan Permainan Edukatif

Selain bahan bacaan dan media digital, perpustakaan SD/MI juga dianjurkan menyediakan alat peraga, bahan praktik, dan permainan edukatif.
Contohnya:

  • Alat peraga sains seperti model tubuh manusia atau kit percobaan sederhana,

  • Permainan edukatif seperti puzzle alfabet, monopoli pendidikan, dan kartu kata,

  • Bahan praktik seperti papan flanel, globe interaktif, atau alat musik sederhana.

Koleksi ini membantu mengembangkan motorik halus, kreativitas, serta kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran aktif dan menyenangkan.


Kesimpulan

Koleksi perpustakaan SD/MI yang lengkap dan bervariasi tidak hanya mendukung kegiatan belajar mengajar, tetapi juga membentuk fondasi budaya literasi di usia dini. Mulai dari karya cetak hingga koleksi elektronik, setiap jenis bahan memiliki peran penting dalam menumbuhkan rasa ingin tahu, memperluas wawasan, serta membangun karakter anak.

Dengan mengacu pada Peraturan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2024 tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah, setiap perpustakaan SD/MI diharapkan dapat mengelola koleksinya secara terencana, relevan, dan berkelanjutan. Perpustakaan yang kaya koleksi bukan hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga ruang inspiratif bagi lahirnya generasi pembelajar sepanjang hayat.






Daftar Pustaka

  • Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2024). Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 4 Tahun 2024 tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

  • Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbudristek.

  • Supriyanto, W. (2021). Manajemen Perpustakaan Sekolah Dasar. Yogyakarta: Deepublish.

  • Sumarno, S. (2022). Literasi dan Perpustakaan Sekolah: Strategi Membangun Minat Baca Anak. Bandung: Alfabeta.

logoblog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar