Katalog perpustakaan adalah jembatan penting yang menghubungkan pengguna dengan koleksi bahan pustaka. Untuk menciptakan katalog yang efektif, terstruktur, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, diperlukan standar internasional yang mengatur proses pengatalogan. Artikel ini akan membahas tiga standar utama dalam pembuatan katalog perpustakaan, yaitu Anglo-American Cataloguing Rules (AACR2), Resource Description and Access (RDA), dan Machine-Readable Cataloging (MARC). Ketiganya memiliki peran unik dalam memastikan konsistensi, akurasi, dan interoperabilitas katalog perpustakaan di seluruh dunia.
1. Anglo-American Cataloguing Rules (AACR2)
Pengertian
AACR2 adalah pedoman pengatalogan yang dirancang untuk memberikan aturan tentang deskripsi dan pengorganisasian bahan pustaka di perpustakaan. Standar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1967 dan mengalami revisi besar pada tahun 1978. AACR2 digunakan secara luas hingga digantikan oleh RDA pada tahun 2010.
Komponen Utama AACR2
AACR2 terdiri dari dua bagian utama:
Deskripsi Bibliografis:
Mengatur elemen-elemen deskripsi seperti judul, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit, dan deskripsi fisik.
Menggunakan tanda baca standar untuk memisahkan informasi, seperti titik dua (:) dan titik koma (;).
Titik Akses:
Menentukan titik akses utama seperti nama pengarang, judul, atau subjek.
Mengatur cara entri nama pengarang (individual atau institusi).
Keunggulan AACR2
Konsistensi dalam pengatalogan.
Diterapkan secara luas di perpustakaan internasional.
Memiliki fokus yang kuat pada penciptaan katalog yang ramah pengguna.
Keterbatasan AACR2
Tidak cukup fleksibel untuk menangani sumber digital modern.
Tidak sepenuhnya mendukung deskripsi yang berorientasi pada pengguna.
Kebutuhan akan penyesuaian manual dalam format elektronik.
2. Resource Description and Access (RDA)
Pengertian
RDA adalah standar pengatalogan yang dirancang untuk menggantikan AACR2. Diterbitkan pada tahun 2010, RDA menawarkan pendekatan modern untuk pengatalogan dengan memperhatikan kebutuhan bahan pustaka fisik dan digital. Standar ini berorientasi pada pengguna dan berbasis pada prinsip Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR).
Prinsip Dasar RDA
Berorientasi Pengguna:
Memberikan deskripsi yang mempermudah pencarian, identifikasi, seleksi, dan akses informasi.
Berbasis Data:
Fokus pada pengorganisasian informasi yang dapat diintegrasikan ke dalam sistem berbasis data modern.
Fleksibilitas Format:
Mendukung berbagai jenis bahan pustaka, baik fisik maupun digital.
Struktur RDA
RDA terbagi menjadi beberapa bagian utama:
Elemen Deskripsi:
Elemen-elemen seperti judul, pengarang, deskripsi fisik, dan informasi penerbitan.
Relasi Entitas:
Menekankan pada hubungan antar entitas, seperti hubungan antara karya, pengarang, dan ekspresi.
Panduan Implementasi:
Penyesuaian untuk berbagai jenis bahan pustaka.
Keunggulan RDA
Memiliki fleksibilitas tinggi untuk bahan pustaka modern.
Mendukung integrasi dengan format data seperti MARC.
Fokus pada pengalaman pengguna.
Keterbatasan RDA
Membutuhkan pelatihan tambahan bagi staf perpustakaan.
Implementasinya bisa mahal untuk perpustakaan kecil.
3. Machine-Readable Cataloging (MARC)
Pengertian
MARC adalah format data untuk deskripsi bibliografis yang dirancang agar dapat dibaca oleh mesin. Format ini memungkinkan data katalog dimasukkan ke dalam sistem komputer dan dipertukarkan antar perpustakaan. MARC pertama kali dikembangkan oleh Library of Congress pada tahun 1960-an.
Komponen Utama MARC
Tag:
Setiap elemen deskripsi diberi kode numerik (misalnya, tag 245 untuk judul).
Indikator:
Angka yang memberikan informasi tambahan tentang elemen deskripsi.
Subfield:
Elemen deskripsi yang lebih spesifik (misalnya, subfield $a untuk judul utama).
Keunggulan MARC
Memungkinkan interoperabilitas antar perpustakaan.
Mempermudah pengelolaan dan pembaruan katalog.
Mendukung data dalam format yang terstandarisasi.
Keterbatasan MARC
Kompleksitas format yang tinggi.
Kurang fleksibel untuk integrasi dengan teknologi modern
Integrasi Ketiga Standar
AACR2, RDA, dan MARC saling melengkapi dalam pembuatan katalog. AACR2 dan RDA berfungsi sebagai pedoman deskriptif, sementara MARC digunakan untuk penyimpanan dan pertukaran data. Perpustakaan yang mengadopsi RDA sering tetap menggunakan MARC untuk format datanya.
Ketiga standar ini memainkan peran penting dalam memastikan katalog perpustakaan dapat diakses dan digunakan secara efektif. Peralihan dari AACR2 ke RDA mencerminkan kebutuhan perpustakaan untuk menyesuaikan diri dengan era digital. MARC tetap menjadi format utama untuk penyimpanan data bibliografis, meskipun ada perkembangan ke arah format berbasis web seperti BIBFRAME.
Daftar Referensi
Gorman, M., & Winkler, P. (2003). Anglo-American Cataloguing Rules. 2nd Edition. Chicago: American Library Association.
Oliver, C. (2010). Introducing RDA: A Guide to the Basics. Chicago: American Library Association.
Library of Congress. (2009). Understanding MARC Bibliographic: Machine-Readable Cataloging. Library of Congress Cataloging Distribution Service.
Taylor, A. G., & Joudrey, D. N. (2009). The Organization of Information. Westport: Libraries Unlimited.
International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). (2017). Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR). The Hague: IFLA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar