"Jelajahi perpustakaan: literasi, pengetahuan, dan rekomendasi bacaan tanpa batas!"

Selasa, 18 November 2025

Masa Depan Terbitan Berseri (Jurnal & Majalah) di Era Blockchain dan Open Access

 

Prospek, Tantangan, dan Transformasi Ekosistem Ilmu Pengetahuan

Terbitan berseri yang mencakup jurnal ilmiah, buletin, dan majalah telah menjadi fondasi utama dalam penyebaran informasi, perkembangan ilmu pengetahuan, serta komunikasi ilmiah global. Namun, di tengah perkembangan teknologi digital dan meningkatnya tuntutan keterbukaan akses, lanskap publikasi ilmiah sedang mengalami transformasi besar. Dua perkembangan yang paling menentukan masa depan terbitan berseri adalah revolusi open access dan pemanfaatan teknologi blockchain.

Keduanya bukan sekadar tren, tetapi perubahan paradigma yang mendefinisikan ulang bagaimana pengetahuan diproduksi, disebarluaskan, dikelola, serta divalidasi. Artikel ini membahas bagaimana masa depan terbitan berseri akan dibentuk oleh inovasi teknologi ini, peluang yang ditawarkannya, serta tantangan yang mungkin muncul.

1. Evolusi Terbitan Berseri dalam Ekosistem Digital

Dalam dua dekade terakhir, terbitan berseri telah mengalami digitalisasi secara masif. Perpustakaan dan penerbit memindahkan koleksi fisik ke platform elektronik, mengembangkan sistem indeksasi, serta mengadopsi DOI (Digital Object Identifier).

Transformasi ini kemudian berlanjut dengan hadirnya:

  • Platform jurnal digital seperti ScienceDirect, SpringerLink, SAGE Journals.

  • Repositori institusi yang menyimpan karya ilmiah lokal.

  • Big data analitik untuk memetakan tren penelitian.

  • Model bisnis berbasis langganan (subscription) menjadi model terbuka (open access).

Namun, digitalisasi saja tidak cukup. Masalah klasik seperti paywall, monopoli penerbit besar, biaya APC (Article Processing Charge) yang mahal, serta isu plagiarisme masih menjadi tantangan utama.

Karena itulah muncul dorongan global menuju akses terbuka dan pemanfaatan teknologi blockchain untuk menciptakan sistem publikasi yang lebih adil, transparan, dan terdesentralisasi.

2. Open Access: Pendorong Demokratisasi Pengetahuan

a. Konsep dan Model Open Access

Open Access (OA) memungkinkan pengguna mengakses dan mengunduh artikel secara gratis tanpa hambatan biaya. Tiga model OA paling dikenal adalah:

  1. Gold Open Access – Artikel tersedia terbuka di jurnal OA, sering disertai biaya APC.

  2. Green Open Access – Peneliti menyimpan versi artikelnya di repositori institusi.

  3. Hybrid Open Access – Jurnal berlangganan menyediakan pilihan OA berbayar.

Gerakan OA dipicu oleh dorongan global untuk membuka pengetahuan secara lebih luas, terutama bagi negara berkembang yang sering menghadapi kesulitan biaya akses jurnal.

b. Dampak Open Access pada Terbitan Berseri

Open Access membawa beberapa dampak positif:

  • Peningkatan visibilitas dan sitasi penelitian.

  • Memperluas akses bagi peneliti, siswa, dan masyarakat umum.

  • Mengurangi dominasi penerbit besar.

  • Memperkuat kolaborasi akademik global.

Di Indonesia, melalui SINTA dan GARUDA, tren OA semakin kuat dan memperkaya ekosistem riset nasional.

3. Blockchain: Teknologi Baru untuk Integritas dan Keberlanjutan Terbitan Berseri

Blockchain, yang dikenal sebagai fondasi cryptocurrency, kini memasuki dunia publikasi ilmiah. Sifatnya yang terdistribusi, transparan, dan tidak dapat diubah (immutable) menjadikannya teknologi yang ideal untuk mengelola terbitan berseri.

a. Potensi Blockchain dalam Dunia Penerbitan Ilmiah

  1. Mencegah plagiarisme
    Setiap naskah dapat memiliki timestamp digital permanen, sehingga memvalidasi kepemilikan intelektual.

  2. Peer-review transparan
    Identitas dan komentar reviewer dapat dicatat dalam blockchain sehingga proses review lebih akuntabel.

  3. Kontrol distribusi digital
    Hak cipta dan lisensi dapat diatur dengan lebih baik menggunakan smart contract.

  4. Mengurangi bias penerbit besar
    Sistem publikasi dapat dikelola komunitas melalui jaringan terdesentralisasi.

  5. Reputasi ilmiah berbasis bukti
    Mekanisme verifikasi karya dan kontribusi ilmiah lebih mudah diverifikasi melalui catatan on-chain.

b. Model Penerbitan Berbasis Blockchain yang Mulai Berkembang

Beberapa platform yang telah mengeksplorasi blockchain untuk publikasi ilmiah antara lain:

  • ARTiFACTS – memberikan timestamp karya ilmiah.

  • Orvium – sistem jurnal terdesentralisasi.

  • Pluto – platform untuk verifikasi dan distribusi penelitian.

Ini menunjukkan bahwa adopsi blockchain dalam dunia akademik bukan sesuatu yang futuristik, tetapi sudah mulai diimplementasikan.

4. Konvergensi Open Access & Blockchain: Masa Depan Terbitan Berseri

Jika Open Access memperluas akses, maka Blockchain memperkuat integritas dan transparansi. Keduanya akan saling melengkapi dalam membentuk sistem publikasi ilmiah yang lebih kuat.

a. Model Baru Terbitan Berseri Berbasis Blockchain + OA

  1. Jurnal terdesentralisasi (Decentralized Journals)
    Artikel tidak bergantung pada satu penerbit, tetapi di-host di jaringan global.

  2. Peer-review terbuka (Open Peer Review)
    Komentar reviewer dapat diakses terbuka, mengurangi bias dan meningkatkan kualitas review.

  3. Pencatatan permanen
    Metadata jurnal, bahkan versi revisi artikel, dapat disimpan secara permanen dalam blockchain.

  4. Sistem reward penulis dan reviewer
    Insentif berbasis token dapat diberikan untuk kontribusi ilmiah.

  5. Distribusi tanpa batas
    Artikel dapat diakses dari mana saja tanpa risiko hilang atau rusak.

5. Tantangan dalam Adopsi Blockchain dan Open Access

a. Tantangan Open Access

  • Biaya APC yang tinggi untuk penulis.

  • Kesenjangan kualitas antara jurnal OA dan non-OA.

  • Munculnya predatory journal.

  • Kurangnya regulasi nasional yang seragam.

b. Tantangan Blockchain

  • Kurangnya pemahaman teknis dalam dunia akademik.

  • Infrastruktur digital yang belum merata.

  • Isu privasi data dalam blockchain publik.

  • Resistensi dari penerbit konvensional yang kehilangan keuntungan.

Meskipun demikian, tren global menunjukkan bahwa hambatan ini bersifat sementara dan akan teratasi seiring meningkatnya literasi digital dan kolaborasi ilmiah internasional.

6. Arah Kebijakan dan Peran Perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung transformasi ini, antara lain:

  • Meningkatkan literasi open access untuk dosen dan mahasiswa.

  • Mengembangkan repositori digital yang terintegrasi.

  • Menjelaskan hak cipta, lisensi Creative Commons, dan cara memilih jurnal terpercaya.

  • Mengkaji peluang integrasi blockchain dalam manajemen metadata terbitan berseri.

  • Menjadi agen advokasi untuk sistem publikasi ilmiah yang lebih adil.

Perpustakaan adalah institusi yang paling tepat menjadi jembatan antara teknologi baru dan kebutuhan dasar komunitas akademik.


Kesimpulan

Masa depan terbitan berseri sedang menuju arah baru yang lebih terbuka, transparan, dan terdesentralisasi. Revolusi open access membuka jalan bagi demokratisasi pengetahuan, sementara teknologi blockchain menawarkan solusi terhadap tantangan integritas, distribusi, dan akuntabilitas dalam publikasi ilmiah.

Kedua inovasi ini, jika dikombinasikan, akan membentuk ekosistem publikasi ilmiah masa depan yang:

  • bebas hambatan akses,

  • adil,

  • aman,

  • dan lebih berorientasi pada kolaborasi global.

Dengan langkah strategis, perpustakaan, institusi pendidikan, dan komunitas akademik dapat menjadi pelaku utama dalam mengawal transformasi ini.



Daftar Referensi

  1. Suber, P. (2012). Open Access. MIT Press.

  2. Budapest Open Access Initiative. (2002). Read the Declaration.

  3. Piwowar, H. et al. (2018). The state of OA: a large-scale analysis of the prevalence and impact of Open Access articles. PeerJ.

  4. European Commission. (2019). Future of Scholarly Publishing and Scholarly Communication.

  5. Swan, M. (2015). Blockchain: Blueprint for a New Economy. O’Reilly Media.

  6. Orvium. (2020). Decentralized Scientific Publications.

  7. ARTiFACTS. (2019). Blockchain for Research Workflow Management.

  8. SPARC. (2021). Open Access and Scholarly Publishing Overview.

  9. Elsevier. (2023). Open Access — Policies and Guidelines.

  10. UNESCO. (2020). Open Science Recommendation.

logoblog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar