Rabu, 10 September 2025

Teknis Pemeliharaan Buku Perpustakaan agar Lebih Awet

 

Buku merupakan aset utama dalam sebuah perpustakaan. Koleksi yang lengkap, rapi, dan terawat akan meningkatkan kualitas layanan serta kenyamanan pengunjung. Namun, buku juga termasuk bahan pustaka yang rentan rusak. Mulai dari sobek, berdebu, lembab, hingga rusak akibat ulah manusia.

Oleh karena itu, setiap pustakawan perlu memahami teknis pemeliharaan buku perpustakaan agar koleksi dapat bertahan lebih lama dan tetap layak dibaca. Artikel ini membahas langkah-langkah praktis untuk menjaga buku tetap awet, mulai dari penyimpanan, perawatan harian, hingga penanganan buku rusak.

1. Prinsip Dasar Pemeliharaan Buku

Sebelum masuk ke teknis, ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan:

  • Pencegahan lebih baik daripada perbaikan. Lebih mudah menjaga buku tetap baik daripada memperbaiki yang sudah rusak.

  • Lingkungan memengaruhi keawetan. Suhu, kelembaban, dan cahaya berlebihan bisa mempercepat kerusakan buku.

  • Pengguna berperan penting. Edukasi siswa atau pemustaka agar menggunakan buku dengan hati-hati.

2. Pemeliharaan Lingkungan Penyimpanan

Lingkungan tempat menyimpan buku sangat memengaruhi usia koleksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Suhu dan Kelembaban

  • Suhu ideal untuk ruang perpustakaan adalah 22–25°C.

  • Kelembaban sekitar 45–60% agar kertas tidak cepat rapuh atau berjamur.

  • Gunakan AC atau ventilasi yang baik untuk menjaga sirkulasi udara.

b. Pencahayaan

  • Cahaya matahari langsung dapat memudarkan sampul dan kertas.

  • Gunakan tirai atau kaca film untuk mengurangi sinar UV.

  • Pilih lampu LED yang tidak terlalu panas.

c. Kebersihan Ruangan

  • Lantai dan rak dibersihkan secara rutin.

  • Hindari makanan dan minuman masuk ke area koleksi.

  • Gunakan kapur barus atau silica gel di rak untuk mencegah kelembaban.

3. Pemeliharaan Rak Buku

Rak buku juga berperan besar dalam menjaga keawetan koleksi:

  • Gunakan rak berbahan logam atau kayu yang kokoh.

  • Jangan menaruh buku terlalu rapat, beri ruang agar mudah diambil.

  • Gunakan penahan buku (book stopper) agar buku tidak miring dan punggungnya cepat rusak.

  • Letakkan buku besar secara horizontal, sedangkan buku kecil secara vertikal.

4. Perawatan Harian Buku

Selain menjaga lingkungan, pustakawan juga perlu melakukan perawatan rutin:

  1. Membersihkan debu dengan kain kering atau kemoceng halus, minimal seminggu sekali.

  2. Memeriksa kondisi fisik buku, misalnya sampul lepas, halaman sobek, atau noda.

  3. Mengembalikan buku ke rak sesuai kode agar tidak salah tempat.

  4. Mengajarkan etika membaca kepada siswa: jangan melipat halaman, jangan mencoret, jangan makan sambil membaca.

5. Penanganan Buku Rusak

Meski sudah dijaga, buku tetap bisa mengalami kerusakan. Berikut langkah penanganannya:

a. Sampul Rusak

  • Ganti dengan sampul plastik transparan agar lebih tahan lama.

  • Gunakan lakban bening khusus untuk melapisi sudut sampul yang cepat sobek.

b. Halaman Sobek

  • Rekatkan dengan lem khusus kertas (acid-free glue).

  • Hindari penggunaan selotip biasa karena akan menguning seiring waktu.

c. Buku Lembab atau Berjamur

  • Jemur di bawah sinar matahari tidak langsung.

  • Gunakan kipas angin atau dehumidifier untuk mengeringkan.

  • Bersihkan jamur dengan kain lembut dan alkohol 70%.

d. Buku Hilang

  • Catat dalam daftar kehilangan.

  • Minta pengguna mengganti sesuai aturan perpustakaan (dengan buku sejenis atau membayar denda).

6. Program Pemeliharaan Berkala

Selain perawatan harian, perpustakaan perlu memiliki program khusus:

  • Stock opname tahunan untuk memeriksa kondisi dan jumlah koleksi.

  • Digitalisasi koleksi penting agar isi buku tetap bisa diakses meskipun fisiknya rusak.

  • Pelatihan pustakawan dalam teknik dasar perbaikan buku.

  • Sosialisasi kepada siswa tentang cara merawat buku.

7. Peran Pustakawan dan Pengguna

Pemeliharaan buku bukan hanya tugas pustakawan. Perlu ada kerja sama dengan pengguna:

  • Pustakawan: melakukan pemeliharaan rutin, memperbaiki buku rusak, dan menyusun program konservasi.

  • Guru dan siswa: ikut menjaga buku saat dipinjam, mengembalikan tepat waktu, dan melaporkan jika ada kerusakan.

Dengan adanya kolaborasi ini, koleksi perpustakaan akan lebih terawat.

Penutup

Buku adalah jantung perpustakaan. Tanpa koleksi yang terawat, layanan informasi tidak akan optimal. Oleh karena itu, teknis pemeliharaan buku perlu diterapkan secara konsisten, mulai dari pengaturan lingkungan, perawatan harian, hingga penanganan kerusakan.

Dengan menjaga buku agar lebih awet, perpustakaan sekolah dapat terus menjadi ruang belajar yang menyenangkan, mendukung literasi, serta menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar