Dalam
era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, peran
perpustakaan dan pusat informasi makin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat
sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan. Selain itu, perpustakaan berperan
sebagai lembaga pendidikan nonformal yang dapat memberi kesempatan kelangsungan
pendidikan sepanjang hayat.
Buku
sebagai salah satu perangkat komunikasi massa merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam memacu minat baca masyarakat. Membaca merupakan suatu kegiatan
paling dasar dalam pendidikan dan merupakan satu keterampilan serta kebiasan
yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui membaca masyarakat
dapat menemukan ide-ide baru, mendapatkan informasi, dan menambah ilmu
pengetahuan sehingga wawasannya menjadi luas.
Perpustakaan
sebagai penampung buku-buku yang berisi berbagai ragam informasi dan sarana
tempat membaca maka terdapat implikasi lebih jauh bahwa perpustakaan bermanfaat
bagi masyarakat sebagai tempat mengembangkan minat baca. Oleh karena itu, media
komunikasi massa yang disediakan oleh perpustakaan hendaknya mampu menumbuhkan
minat baca masyarakat, dalam hal ini koleksi perlu dipersiapkan sesuai dengan usia,
tingkat kematangan, dan kecakapan berfikir.
Minat Baca di Indonesia
Kegiatan
membaca dan menulis menyangkut masalah bahasa dan huruf yang dipakai untuk
menuliskan suatu tulisan . Pilihan terhadapa bahasa dan huruf yang dipakai
merupakan kesepakatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
tertentu.
Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang multilingual
(memiliki banyak bahasa). Sebelum mengenal bahsa Indonesia, pada umumnya mereka
mengenal lebih dahulu bahasa daerah. Namun tidak semua bahasa daerah memiliki
huruf untuk menuliskannya. Akibatnya, tradisi membaca dan menulis hanya
berkembang pada lingkungan terbatas atau pada masyarakat tertentu, seperti di
lingkungan pemakai tulisan Jawa. Di lingkungan penutur bahasa Melayu sebelum
memakai huruf latin, orang telah mengembangkan tradisi membaca dan menulis
huruf Arab.
Minat
baca dalam bahasa Indonesia merupakan hal baru dalam masyarakat Indonesia,
sebab pada umumnya bahasa Indonesia merupakan bahsa kedua bagi orang Indonesia.
Melalui sumpah pemuda 1928, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa
nasional. Kemudian, dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36, bahasa Indonesia
dinyatakan sebagai bahasa Negara, yang berfungsi sebagai :
- Bahasa resmi Negara.
- Bahasa pengantar di lingkungan pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
- Bahasa pengantar untuk kepentingan administrasi pemerintah dan pembangunan nasional.
- Bahasa pengantar untuk kepentingan pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
Dalam
skala yang lebih luas dapat dilihat bahwa sekitar 80% penduduk Indonesia berada
di pedesaan, dengan taraf pendidikan yang relative rendah. Mereka yang berada
di perkotaan sekitar 20%, dengan sarana pendidikan yang relative cukup.
Bagaimana minat baca mereka?
Beberapa
cara dapat dipakai untuk melihat selinas tentang minat baca masyarakat
Indonesia, misalnya dengan melihat judul buku. Apabila setiap judul buku terbit
dengan oplah rata-rata 3.000 eksemplar dan baru habis terjual sekitar 2-3 tahun
kemudian maka persoalannya bukan hanya terletak pada daya beli, tetapi juga
minat baca masyarakat. Oleh karena dengan oplah sekitar9,7 juta terbit, belum
menunjukkan perbandingan yang memadai dengan jumlah penduduk Indonesia yang
besarnya 200 juta lebih.
Pembinaan
minat baca merupakan salah satu aspek dari 10 aspek pembinaan perpustakaan..
Karena itu pembinaan minat baca merupakan tanggung jawab para pengelola
perpustakaan. Pengembangan minat baca bukanlah persoalan yang mudah bagi para
pustakawan, karena pekerjaan ini memerlukan perencanaan tersendiri.
Pembinaan
minat baca serta kebiasaan membaca merupakan usaha jangka panjang yang harus
dimulai seawal mungkin. Karena menumbuhkan minat atau kegemaran membaca tidak
dapat dicapai secara mendadak sehingga caranya harus melalui suatu proses dalam
bentuk penanaman dan pembiasaan yang berkesinambungan. Untuk melatih kebiasaan
membaca dituntut adanya kemauan yang keras dan disiplin yang tinggi serta
konsentrasi, baik pikiran maupun perhatian yang baik. Minat baca tidak akan
timbul begitu saja tanpa adanya bimbingan dan pembinaan, serta masalah membaca
menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap individu.
Kebiasaan
membaca tidaklah timbul semata-mata karena adanya kemauan dan kesenangan
membaca sesuatu bahan bacaan tertentu secara langsung, akan tetapi harus
diawali dengan :
- Kebiasaan orang tua membaca.
- Memperkenalkan buku bacaan oleh orang tua kepada anaknya sedini mungkin atau pada awal kehidupannya.
- Penyediaan bahan bacaan yang tepat dan baik pada anak.
- Lingkungan rumah untuk kegiatan membaca.
- Menanamkan rasa cinta terhadap buku, memupuk kesadaran membaca dan menanamkan kebiasaan membaca oleh orang tua pada anaknya.
- Menunjukkan buku sebagai sumber informasi yang diperlukan.
- Dukungan dari berbagai pihak, seperti dari guru, masyarakat, pemerintah, penerbit, toko buku, dan sebagainya yang terkait, untuk secara sadar dan terus menerus, serta memperbanyak jumlah buku dan kemudian tenaga pustakawan yang professional.
- Memberikan dasar-dasar arah studi yang mandiri.
Tanpa
keikutsertaan keluarga, terutama orang tua, apalah artinya nilai sebuah buku
bagi masa depan seseorang. Kalau orang tua senang membaca, anak-anak kebanyakan
sudah diarahkan untuk membaca, dan hanya anak-anak yang melihat orang tuanya
gemar membaca akan suka membaca pula. Di sini peneladanan memegang kunci utama
baik di rumah maupun di sekolah. Karena dengan peneladanan dan pembiasaan sejak
kecil atau awal dari kehidupan akan sangat bermanfaat, apalagi dalam abad
informasi seperti sekarang, di mana membaca merupakan kunci pembuka ilmu pengetahuan.