Selasa, 17 Juli 2012

Tajuk Pengarang

Tajuk pengarang aturan penulisannya sebagai berikut :
  • Pengarang Indonesia
    • Pengarang Indonesia dengan nama tunggal : ditajukkan menurut nama tunggal.
                     Contoh : Sutrisno

    • Pengarang Indonesia dengan nama ganda : ditajukkan menurut bagian nama yang terakhir (kecuali yang diakhiri dengan singkatan).
                     Contoh : Sastrowardoyo, Riana
                                     Marga T

    • Nama Pengarang Indonesia yang terdiri dari awalan Abu, Karta, Nata, Pura, Siti, Sri, dan Tri, ditajukkan sebagai nama tunggal.
                     Contoh :  Sri Rahayu
                                     Abu Bakar
                                     Siti Fatimah

    • Tajuk pengarang Indonesia yang namanya berganti-ganti ditajukkan menurut nama yang paling terkenal.
                     Contoh : Suwardi Suryaningrat - Dewantara, Ki Hajar

    • Tajuk Pengarang Indonesia dengan nama samaran : ditajukkan menurut nama sebenarnya, kecuali bila pengarang tersebut lebih terkenal dengan nama samarannya.
                     Contoh : Haji Malik Karim Amrullah - Hamka
  • Pengarang Belanda
           Kata utama adalah bagian nama sesudah kata awalan van, der, ter, de. la, le, kecuali ver
           Contoh : Marco Van Basten - Basten, Marco Van
                           Daisy Ver Boven - Ver Boven, Daisy
  • Pengarang Inggris
           Kata utama pada awalan.
           Contoh : Knightley D'anvers - D'anvers, Knightley
                           August De Morgan - De Morgan, August
  • Pengarang Perancis
          Kata utama terletak pada kata sandang La, Du, kecuali de
          Contoh : Rene La Bruyere - La Bruyere, Rene
                          Alfred de Mussat - Mussat, Alfred de
  • Pengarang Italia
         Bila nama keluarga berawalan de, de', degli, dei, dan de li kata utama ditentukan pada bagian    nama sesudah awalan itu
           Contoh : Alberti, Antonio degli

          Bila nama keluarga didahului selain awalan di atas, maka kata utama ditentukan pada awalan itu.
          Contoh : De Ponte, Lorenzo
                          A Prato, Giovanni
  • Pengarang Jerman
           Kata utama terletak pada kata sandang atau gabungan kata depan dengan kata sandang
           Contoh : Am Thym, August
                           Vom Ende, Erich

  • Pengarang Spanyol
           Bila nama didahului awalan, kata utama ditentukan pada bagian nama sesudah awalan.
           Contoh : Las Heras, Manuel Antonio

           Bila nama didahului awalan yang berupa kata sandang, kata utama ditentukan pada awalan itu.
           Contoh : Figueroa, Francisco de

  • Nama Lain
          Bila pengarang menggunakan nama yang berawalan A', Fitz, Mc, Mac, N', O', dan St, kata utama  pada awalan itu.

Selasa, 10 Juli 2012

Pelayanan dan Promosi Perpustakaan

Faktor penting lain yang terkait dengan pengelolaan perpustakaan sekolah adalah masalah pelayanan dan promosi perpustakaan. Dua faktor ini jelas tidak dapat dikesampingkan oleh pengelola perpustakaan. Pelayanan jelas merupakan ujung tombak bagi perpustakaan untuk menjalankan fungsinya di sekolah, sedang promosi merupakan alat yang perlu digunakan untuk mendukung pelayanan yang dilakukan perpustakaan. Kedua faktor ini tidak dapat dilepaskan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah.
1.   Pelayanan Perpustakaan
Menurut  standar nasional perpustakaan sekolah, layanan perpustakaan adalah kegiatan pendayagunaan materi perpustakaan kepada pengguna, yaitu sirkulasi, referensi, penelusuran, pendidikan pengguna, pinjam antarperpustakaan.
Sirkulasi atau layanan sirkulasi merupakan kegiatan meminjamkan koleksi perpustakaan kepada pengguna dalam hal ini siswa didik dan staf pendidik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk melancarkan kegiatan sirkulasi ini maka pengelola perpustakaan perlu menetapkan kebijakan layanan sirkulasi, aturan-aturan peminjaman, syarat keanggotaan,  dan prosedur-prosedur yang harus dilakukan.
Referensi atau layanan referensi merupakan kegiatan perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pengguna dengan mendayagunakan koleksi referensi.  Pada kegiatan ini maka pengelola selain mempunyai kemampuan memahami sumber-sumber referensi juga harus mempunyai pengetahuan tentang literasi informasi. Yakni pengetahuan bagaimana mencari, menemukan, mendayagunakan dan mengevaluasi informasi yang ada.
Pendidikan pengguna atau pendidikan pemakai merupakan kegiatan perpustakaan yang bertujuan menjadikan pengguna mampu mendayagunakan koleksi perpustakaan secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya. Artinya, pengguna atau pemakai dididik atau diajari bagaimana menemukan dan mendayagunakan koleksi perpustakaan sehingga mampu secara mandiri mencari dan memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang terdapat di koleksi. Pelatihan literasi informasi adalah salah satu hal yang juga harus diajarkan kepada para pengguna atau pemakai di perpustakaan sekolah.
Kegiatan pinjam antarperpustakaan dapat dilakukan oleh perpustakaan guna meningkatkan pelayanan di perpustakaan sekolah. Kegiatan ini merupakan kegiatan peminjaman koleksi di perpustakaan lain melalui kerjasama perpustakaan yang sudah disepakati bersama. Ini dapat dilakukan apabila perpustakaan satu dengan perpustakaan lain mempunyai kerjasama dan kesepakatan pinjam antarperpustakaan.
2.   Promosi Perpustakaan
Menurut Surachman (2006), promosi Perpustakaan adalah sebuah kegiatan yang merupakan usaha untuk memajukan dan meningkatkan citra popularitas dari layanan perpustakaan, termasuk di dalamnya koleksi-koleksinya, sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku individu, kelompok atau organisasi masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan.  Promosi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh perpustakaan, sehingga dalam penyusunannya perlu melibatkan manajemen sekolah dan staf pendidik. Dokumen yang merinci berbagai sasaran dan strategi harus ada secara tertulis. Hal ini agar perpustakaan sekolah dapat melakukan kegiatan promosi sesuai dan selaras dengan apa yang menjadi visi dan misi sekolah.
Dalam pedoman perpustakaan sekolah yang dikeluarkan UNESCO/IFLA yang diterjemahkan oleh Perpusnas RI (2006), kegiatan atau kebijakan promosi dapat tercermin dengan:
·      Memulai dan mengoperasikan situs web perpustakaan sekolah guna mempromosikan jasa perpustakaan sekolah
·      Menyelenggarakan berbagai pameran
·      Membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi perpustakaan
·      Menyediakan daftar sumber informasi dan pamphlet yang berkaitan dengan kurikulum
·      Memberikan informasi perpustakaan pada pertemuan murid baru dan orang tua mereka
·      Membentuk kelompok sahabat perpustakaan bagi para orang tua murid dan lainnya
Kegiatan pelayanan dan promosi perpustakaan juga harus dievaluasi secara rutin setiap tahun dan dokumen-dokumen kebijakan apabila diperlukan dilakukan revisi sesuai dengan kondisi dan keadaan terkini.  Kegiatan promosi dan pelayanan perpustakaan menjadi ujung tombak bagi keberhasilan visi dan misi pengelolaan perpustakaan sekolah. Karena melalui kedua kegiatan itulah segala perencanaan, kebijakan, prosedur dan persiapan manajemen yang sudah ditetapkan akan ‘diuji’ keberhasilannya dalam menyokong proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas perpustakaan menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan. Seringkali yang terjadi masalah perpustakaan adalah masalah ‘ketiadaan’ atau ‘ketidakberdayaan’ fasilitas. Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi, ketiadaan sarana pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Biasanya tiap level sekolah mempunyai karakteristik masing-masing dalam perencanan fasilitas. Namun yang penting dalam pengelolaan fasilitas harus diperhatikan 3 hal yakni: Nyaman (Comfort), Terbuka (Welcome), dan User-friendly.
Ketika kita merancang sebuah fasilitas untuk perpustakaan sekolah, setidaknya ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi:
·      Tata letak harus dapat menunjukkan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
·      Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
·      Akses ke bahan pustaka ruang, dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
·      Harus diperhatikan masalah arus ‘lalu-lintas’ pengguna, keselamatan dan keamanan.
·      Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk keperluan penyimpanan dan pengolahan.
Selain itu ada baiknya dalam menentukan fasilitas perpustakaan juga diperhatikan standar yang sudah ditetapkan dalam standar nasional perpustakaan sekolah yakni:
·         Perpustakaan harus menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunaannya.
·         Perpustakaan harus menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI 56 m2,  SMP/MTS 126 m2,  SMA, MA, SMK, MAK 168m2.
·         Pembagian Area: 45% untuk area koleksi, 25% untuk area baca, 15% untuk area staf, 15% untuk area lain.
·         Perpustakaan harus menyediakan sekurang-kurangnya rak buku, lemari katalog, meja dan kursi baca, meja dan kursi kerja, meja sirkulasi, mesin tik/perangkat komputer, dan papan pengumuman/pameran.
·         Perpustakaan harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan pengguna

Pelayanan Bahan Pustaka


Setelah melalui proses pengolahan maka koleksi perpustakaan siap untuk dilayankan kepada pengguna perpustakaan. Banyak bentuk layanan yang dapat diberikan kepada pemustaka dalam rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka. Namun secara garis besar pelayanan bahan pustaka dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu layanan sirkulasi dan layanan referensi.
Berikut ini deskripsi tentang layanan sirkulasi dan layanan referensi dalam rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna perpustakaan:

1. Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi dikenal sebagai layanan peminjaman dan pengembalian yang diselenggarakan perpustakaan agar pemustaka dapat memanfaatkan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Di dalam Kamus Istilah Perpustakaan disebutkan bahwa layanan sirkulasi adalah suatu perkerjaan, tugas, seksi maupun bagian di perpustakaan yang berhubungan dengan pemanfaatan koleksi. Lebih lanjut dalam kamus ini disebutkan bahwa di dalam layanan sirkulasi terkait dengan kegiatan pendaftaran anggota, tatatertib, statistik dan peminjaman serta pengembalian koleksi.
Dalam layanan sirkulasi dikenal dua sistem yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk mencari koleksi yang dibutuhkan ke dalam rak-rak koleksi yang dimiliki perpustakaan. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak memberikan keleluasaan keleluasaan pemustaka untuk mencari koleksi ke dalam rak koleksi yang dimiliki perpustakaan, untuk mencari koleksi yang dibutuhkan pemustaka diharuskan meminta bantuan kepada pengelola perpustakaan untuk mencarikan koleksi yang dibutuhkan di dalam rak koleksi perpustakaan.

2. Layanan Referensi
Layanan pemustaka yang berkaitan dengan sumber-sumber atau koleksi referensi (kamus, ensiklopedi, direktori, buku pegangan (handbook), indeks, bibliograi dan terbitan pemeritah) antara lain meliputi menjawab pertanyaan yang diajukan, penelusuran informasi baik di dalam maupun di luar perpustakaan itu sendiri. Dengan kata lain layanan referensi merupakan layanan yang diberikan perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan. Produk akhir dari layanan ini adalah jawaban atas pertanyaan dari pemustaka yang diperoleh dari koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.

Shelving ( Pergerakan Buku di Rak )

Shelving (pengerakan)
Shelving atau pengerakkan memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan serta ketepatan dalam proses temu kembali koleksi atau buku. Sebaik apapun kegiatan pengolahan atau sistem automasi yang digunakan tidak optimal apabila buku-buku tersebut tidak disusun secara sistematis di rak buku. Pengguna perpustakaan dan pengelola sendiri harus konsisten untuk mengembalikan bukunya. Usaha ini dilakukan agar buku dapat dengan mudah ditemukan jika diperlukan.
Langkah-langkah dalam pengerakan:
1.       Pengelompokan  buku berdasarkan jenisnya.
Buku-buku koleksi dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis buku, misalnya buku referensi dikelompokkan dalam kelompok buku referensi, buku teks dikelompokkan dalam kelompok buku teks.
2.       Penyusunan buku di rak
Setelah buku dikelompokkan berdasarkan jenis buku kemudian buku disusun di rak berdasarkan nomor klas dari nomor klasifikasi terkecil sampai nomor klasifikasi terbesar. Penyusunan buku dirak selain memperhatikan nomor klasifikasi, penyusunan buku juga perlu memperhatikan urutan abjad tajuk entri utama dan judul buku yang ada.

Senin, 09 Juli 2012

Katalogisasi

Katalogisasi
Katalogisasi (cataloging) adalah proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan pustaka menjadi katalog (Qolybudi dkk, 2003). Artinya, katalog merupakan produk dari katalogisasi. Katalog sendiri memiliki pengertian sebagai daftar yang dipersiapkan sedemikian rupa untuk tujuan tertentu seperti katalog pameran, katalog penerbit, katalog perdagangan (Lasa Hs, 1997).
Jika katalog tersebut ditarik dalam dunia perpustakaan maka katalog tersebut dikenal dengan nama katalog perpustakaan. Katalog perpustakaan adalah daftar koleksi perpustakaan yang disusun menurut susunan tertentu atau sistematis (Lasa Hs, 1997). Katalog perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam mencari koleksi yang dibutuhkan. 
Katalogisasi memiliki tujuan. Tujuan dari kegiatan katalogisasi sehingga mampu menghasilkan katalog perpustakaan antara lain: 
1. Memberikan peluang bagi pengelola maupun pemustaka menemukan koleksi yang dibutuhkan berdasarkan nama  pengarang, judulnya dan subjek koleksi.
2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan  dari pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu atau dalam jenis literature tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya. Katalog perpustakaan disajikan dalam beberap format. Format tersebut antara lain format kartu, CD, format Online (OPAC) atau yang dikenal dengan sebutan katalog komputer dan daftar tambahan koleksi. Untuk perpustakaan sederhana format katalog perpustakaan yang sesuai adalah format kartu katalog dan tambah koleksi.

Katalog perpustakaan sendiri dapat disajikan dalam berbagai format. Format katalog perpustakaan antara lain:
1. Bentuk cetakan, buku
Bentuk katalog perpustakaan yang merupakan himpunan dari lembaran-lembaran yang berisi daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan ke dalam satu jilid. Keuntungan dari format katalog perpustakaan ini adalah biaya produksinya murah, mudah pengirimannya dan mudah dibawa kemana-mana. Sedangkan kelemahan adalah jika terjadi penambahan koleksi akan sulit untuk dimasukkan ke dalam daftar yang telah dibuat.
2. Katalog berkas
Katalog ini dibuat dari kertas manila putih dengan ukuran 10 x 20 cm dan kemudian dijilid. Satu jilid bendel berisi sekitar 50 buat kartu. Namun saat ini katalog jenis ini dinilai kurang praktis.
3. Bentuk kartu
Bentuk katalog dalam format kartu. Format kartu merupakan format katalog yang paling banyak digunakan saat ini. Kelebihan dari format katalog ini antara lain tahan lama, lebih praktis jika terjadi penambahan koleksi dan mudah penggunaannya. Sedangkan kelemahannya antara lain memerlukan lembari katalog yang harus didesain khusus, memerlukan tempat tersendiri dan sulit untuk dibawa kemana-mana.
4. Komputer
Selain kartu katalog, format ini merupakan format yang saat ini banyak digunakan oleh perpustakaan. Apalagi dengan tumbuhnya gerakan open source yang  perpustakaan memperoleh perangkat lunak yang dapat digunakan secara gratis. Berbagai perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai katalog antara lain CDS/ISIS, WINISIS, OpenBiblio, Atheneum, Otomigen-X dan Slims.
Proses katalogisasi atau proses pembuatan katalog perpustakaan terdiri dari dua kegiatan. Kedua kegiatan tersebut antara lain katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek. Penjelasan dari kedua kegiatan tersebut adalah sebagai berikut
1. Katalogisasi Deskriptif
Kalogisasi deskriptif merupakan kegiatan merekam data bibliograf sebuah koleksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan entri utama dan entri tambahan serta deskripsi bibliografi dari sebuah koleksi. Setelah berhasil menentukan entri utama, entri tambahan dan deskripsi bibliografi maka langkah selanjutnya dalam katalogisasi deskripsif adalah adalah mencantumkannya dalam entri katalog. Pedoman yang digunakan untuk melakukan katalogisasi deskriptif adalah AACR2 (Anglo American Cataloging Rules Second Edition) dan ISBD (International Standard Book Description)
a. Penentuan entri utama dan entri tambahan
Dalam penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-          Pengarang tunggal maka tajuk entri utama adalah pengarang buku atau koleksi tersebut.
Contoh:
Teknologi Informasi Perpustakaan / Candra Irawan
Entri utamanya pada Candra Irawan dan entri tambahannya pada judul dan subjek
-          Pengarang ganda, dua dan tiga orang maka entri utama adalah pengarang utama sedangkan pengarang kedua dan ketiga dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.
Contoh:
Membangun Otomasi Perpustakaan Dengan OpenBiblio/Rafi Pangestu, Nurkholis, Bagus Prabowo. Entri utamanya adalah Arif Surachman dan pengarang lainnya dijadikan sebagai entri tambahan
-          Pengarang lebih dari tiga orang atau lebih maka tajuk entri utamanya adalah judul
Contoh
Membangun Perpustakaan Digital/ Diki Pratama, Alfin Indiyanto, Riyanto dan Dandi Sudrajat
Entri utama adalah Judul dan entri tambahannya adalah nama pengarang
-          Karya editor atau penyunting maka entri utamanya pada judul. Jika pengarangnya disebut maka berlaku ketentuan entri utama untuk pengarang.
Misalnya
Perangkat Lunak Open Source dalam Dunia Perpustakaan / Editor : Panji
Entri utama pada judul dan entri tambahan pada Panji (editor)
-          Karya Anonim (tanpa pengarang) maka entri utamanya pada judul
-          Karya kumpulan, entri utamanya pada judul
-          Badan Korporansi maka entri utamanya adalah badan korporasi
b. Deskripsi Bibliografi
Deskripsi bibliografi disusun ke dalam delapan daerah. Setiap daerah terkadang terdiri dari beberapa unsur. Berbagai daerah dan unsur-unsur dipisahkan dengan menggunakan tanda baca. Kedelapan daerah diskripsi bibliografi tersebut lengkap dengan tanda bacanya antara lain:
No.
Daerah
Tanda Baca
Unsur
1
Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab (kepengarangan):

Judul sebenarnya
[ ]
GMD (General Material Designation)
=
Judul paralel
:
pernyataan judul lain

Pernyataan tanggung jawab
/
Pengarang pertama
,
Pengaran kedua dan pengarang ke tiga (jika pengarang lebih dari satu tetapi tidak lebih dari dua)
;
pengarang lain (seperti penerjemah, ilustrator, narator)
2
Daerah edisi

.-
Keterangan Edisi (seperti keterangan cetakan, edisi cetakan)
3
Daerah data khusus
.-
Tidak digunakan untuk deskripsi buku
4
Daerah impresum
. -
Tempat terbit (tempat terbit pertama)
;
Tempat berikutnya
:
Nama Penerbit
,
Tahun Terbit
5
Daerah deskripsi fisik
. -
Jumlah halaman (misalnya xii, 250 hlm.)


:
Data fisik lain (seperti ilustrasi dan index)


;
Ukuran fisik koleksi
6
Daerah keterangan seri
. -
Judul seri sebenarnya (ditulis dengan kurung)


=
Judul Pararel


:
Keterangan judul seri tambahan
7
Daerah catatan
. -
Segala sesuatu yang dianggap penting yang belum dimasukkan pada daerah sebelumnya
8
Daerah penomoran, harga dsb
.-
Nomor standar


=
Judul kunci


:
Syarat-syarat dan harga


( )
Keterangan tambahan








Tabel 1. Tabel Data Deskripsi Bibliografi
Berbagai data bibliografi di atas akan dimasukkan ke delapan daerah diambil dari bahan pustaka yang ada di tangan staf perpustakaan. Data bibliografi tersebut dapat diperoleh dengan membaca:
-          Kulit buku
-          Halaman judul singkat
-          Halaman judul
-          Halaman sebalik halaman judul atau halaman verso
-          Bagian lainnya dari buku seperti kata pengantar, daftar isi, isi buku, indeks dan bibliografi.
2. Katalogisasi subjek
Kegiatan merekam subjek dari sebuah bahan pustaka dengan cara melakukan analisis subjek kemudian menentukan nomor klasifikasinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
 
Setelah melakukan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek, selanjutnya langkah yang perlu dilakukan perlu adalah membuat kartu katalog dan menyusun kartu katalog yang telah dibuat. Berikut ini langkah-langkah yang dilalui dalam kegiatan pembuatan kartu katalog dan penyusun kartu katalog:
1. Siapkan kartu katalog dengan kertas berukuran 12,5 cm. x 7,5 cm. Di tengah bagian bawah kartu dibuat lubang untuk memasukkan tusuk pengaman.
2. Membuat temporary slip (T. Slip) atau worksheet.  T. Slip merupakan kertas yang berisi konsep untuk pembuatan kartu katalog, sedangkan worksheet merupakan T.Slip yang digunakan sebagai konsep katalog komputer (Lasa-Hs, 1998). T.Slip atau worksheet akan memudahkan dalam proses pengetikan kartu katalog atau ketika memasukkan data bibliografi buku ke dalam perangkat lunak yang digunakan perpustakaan.
3. Menyalin data yang ada pada T. Slip atau worksheet ke dalam kartu katalog. 
a)      Katalog Pengarang
b)      Katalog Judul
c)      Katalog Subjek
4. Selanjutnya untuk memudahkan penelusuran kartu katalog, maka katalog-katalog tersebut dikelompokkan kedalam satu jenis dan disusun alfabetis dari yang ter kecil ke yang terbesar. Selanjutnya kartu katalog yang telah tersusun dimasukkan ke dalam lemari katalog